Sepakbola adalah cabang olahraga sekaligus bisnis industri “hiburan” dengan dana yang begitu masif saat ini. Ditonton ratusan juta orang dari seluruh dunia, transfer pemain berbakat dari satu tim raksasa ke tim raksasa lainnya bahkan siap menyentuh angka yang tak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Dana yang bahkan cukup untuk mengangkat jutaan keluarga miskin di negara terbelakang untuk mendapatkan hidup lebih baik. Tidak mengherankan jika cabang olahraga juga salah satu genre yang populer di industri game. Dua franchise raksasa – PES dari Konami dan FIFA dari EA adalah dua raksasa besar yang secara konsisten bertukar pukulan dari tahun ke tahun, berusaha membuktikan diri sebagai yang terbaik lewat serangkaian inovasi dan tentu saja, data penjualan. Namun ada satu game “bola” yang mungkin Anda lewatkan.
Menantikan game ini untuk tersedia di PSN Store Asia memang tak mudah. Terus membaca di beragam situs review betapa fantastisnya konsep gila nan unik ini kian memicu rasa penasaran, yang akhirnya terbayar manis, setelah Sony akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa Rocket League akan ditawarkan sebagai program PSN Plus bulan ini dan akan didistribusikan secara cuma-cuma. Tanpa pikir panjang, kami pun langsung mengunduh Rocket League dan mencicipinya. Hasilnya? Tampaknya cukup untuk membuatnya masuk ke dalam kandidat kami sebagai salah satu game multiplayer terbaik tahun ini, siap bertarung dengan raksasa yang menawarkan konsep sama sekelas Rainbow Six Siege, Star Wars Battlefront, hingga Need for Speed.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rocket League ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game “bola” yang bahkan mampu mengalahkan daya tarik PES atau FIFA? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Sepak Tarmil – Sepakbola Antar Mobil!
Memang tak terlalu sulit untuk menjelaskan apa itu Rocket League. Jika Anda selalu mengasosiasikan sepakbola dengan 11 manusia dari masing-masing tim yang berusaha merebut bola dan menyarangkannya ke gawang lawan lewat pertarungan daya tahan fisik, keahlian, dan juga strategi, Rocket League juga bisa disebut menawarkan daya tarik yang sama. Bedanya? Anda tak mengendalikan manusia di sini. Anda justru akan mengendarai sebuah mobil yang diperkuat dengan roket di belakangnya dalam pertandingan berbasis bola dengan pertaruran yang sama. Anda tidak salah membaca. Ini adalah sepak bola mobil!Maka seperti pertandingan sepakbola pada umumnya, kemenangan ditentukan via skor yang berhasil Anda raih dalam batas waktu tertentu. Intinya sama, berjuang untuk menyarangkan sebuah bola raksasa di tengah lapangan ke gawang lawan. Rocket League sendiri menawarkan banyak mode, dengan 3 vs 3 sebagai standar pertandingan, walaupun alternatif mode seperti 1 vs 1 – 4 vs 4 juga disertakan di dalamnya. Namun berbeda dengan pertandingan sepakbola pada umumnya, tidak ada peran definitif untuk masing-masing pemain. Anda bebas untuk menentukan gaya permainan Anda sendiri. Apakah Anda ingin bertahan? Ikut menyerang? Atau sekedar menggila bersama 2 player lainnya, yang mungkin atau tidak Anda kenal.
Rocket League juga menawarkan sedikit mode “offline” di dalamnya. Anda bisa mengikuti sejenis laga Season melawan para AI. Namun, mode seperti ini bukanlah daya tarik utama. Bahwa esensi Rocket League yang sebenarnya adalah ketika Anda bersama dengan player lain berusaha menundukan 3 Player lainnya dalam sebuah pertandingan yang gila. Untuk memberikan sedikit sensasi progress, ia juga menyediakan sistem kenaikan level. Namun tak berpengaruh pada performa Anda, sebagian besar reward berakhir menjadi item kosmetik, dari body mobil, bendera, efek roket, hingga “topi” untuk mobil Anda. Setidaknya ia membantu menciptakan desain mobil yang lebih personal sebagai karakter Anda.
Dengan item yang sekedar kosmetik, ini hanya berarti satu hal – bahwa terlepas dari seperti apapun Anda mendesain dan membangun mobil Anda, ia tak punya pengaruh apapun pada performa Anda di dalam pertandingan. Bahwa mobil dengan kerangka yang lebih besar ataupun kecil, dengan jenis ban tertentu semuanya akan meluncur dalam kecepatan yang sama. Semuanya kini bergantung pada seberapa efektif Anda bergerak, mengambil posisi, dan memperlihatkan aksi Anda yang fenomenal.
Super Adiktif!
Gila adalah kata pertama yang mungkin meluncur dari mulut Anda ketika melihat Rocket League. Bagaimana mungkin, sebuah game sepakbola bisa dikombinasikan dengan mobil berkecepatan tinggi yang melompat di sana-sini? Ada sedikit rasa pesimis juga yang menghantui benak kami ketika konsep seperti ini diperlihatkan kepada publik. Namun ketika mencicipinya sendiri? Sang developer berhasil melakukan segala sesuatunya dengan fantastis. Kombinasi gameplay seperti ini ternyata berakhir sangat adiktif, bahkan cukup untuk membuat kami melupakan waktu tidur.Lantas, apa yang membuat Rocket League berakhir luar biasa? Fakta bahwa semua elemen yang ia tawarkan merupakan sebuah konsep yang segar di industri game. Anda tidak pernah bermain bola dengan mobil, begitu juga kami, dan Rocket League menawarkan kesempatan perdana untuk hal tersebut. Eksekusi berakhir menggabungkan elemen tersebut dengan sangat baik. Memainkan sepakbola dengan mobil berbeda dengan memainkannya bersama dengan 11 pemain dari manusia. Mengapa? Karena mobil hadir dengan manuver terbatas dan kecepatan lebih tinggi di tengah lapangan yang sebenarnya, tak seberapa luas. Hasilnya? Sebuah game sepakbola yang benar-benar berbeda. Di Rocket League, elemen terpenting bukanlah seberapa cepat Anda bergerak, tetapi kesabaran, observasi, dan momentum.
Untungnya, berkat kesempatan untuk mengunci kamera pada gerak bola, performa Anda tak perlu dipengaruhi pada kebingungan kemana arah bola ini bergerak. Namun ketika berbicara soal menggiring atau “menendang” bola yang ada? Kita berhadapan dengan kompleksitas yang berbeda. Dengan kecepatan tinggi dan bola yang terus memantul ke segala arah, usaha untuk mendorong sebuah objek tanpa sudut tentu bukan perkara mudah. Bergantung pada seberapa cepat Anda bergerak, bergantung pada seberapa banyak kekuatan yang Anda hasilkan, dan bergantung dimana posisi Anda mengenai bola tersebut. Apalagi Rocket League tak pernah hanya soal pergerakan secara horizontal, tetapi juga vertikal.
Sudut-sudut arena siap memantulkan arah gerak bola dengan kecepatan tinggi, membuatnya melayang di udara untuk diperebutkan. Jika berada di kecepatan yang tepat, ia bisa berujung jadi “tendangan mematikan” ke arah lawan. Selain bergerak cepat secara horizontal di arena pertandingan, Anda juga bisa menggerakan mobil dan membuatnya menempel di dinding-dinding arena untuk mencapai bola yang lebih tinggi. Namun di sisi lain, jika Anda sembarangan bergerak, maka bukan tak mungkin ini justru akan jadi bumerang bagi Anda. Mengapa? Karena ia akan memakan waktu ekstra sebelum Anda memanuver mobil Anda untuk kembali berburu bola, sementara tim lawan punya waktu beberapa detik untuk memaksimalkan momen ini.
Setiap mobil akan punya dua standar gerakan untuk memaksimalkan performa mereka. Pertama adalah Speed Boost. Berfungsi layaknya nitro, Anda bisa membuat mobil Anda melaju lebih kencang lewat dorongan roket di belakang mobil Anda. Tentu saja, ada resource yang harus dikumpulkan sebelum Anda bisa mengakses gerakan ini. Di dalam setiap arena yang ada, akan ada bola cahaya berwarna kuning yang beregenerasi dari waktu ke waktu untuk dikumpulkan demi ekstra speed boost ini. Kedua adalah melompat! Benar sekali, Anda bisa melompat bahkan melakukan double-jump untuk bermanuver lebih efektif. Dengan ekstra kontrol, Anda juga bisa mengendalikan arah gerak moncong mobil setelah melompat yang bisa dimaksimalkan untuk mengarahkan gerak bola. Ingin bola menyamping? Buat mobil Anda memutar di udara ketika melompat. Ingin bola lebih lurus dan kuat? Buat ujung mobil Anda bergerak ke depan untuk ekstra kekuatan.
Namun pada akhirnya, pergerakan efektif Anda justru akan lebih bergantung pada seberapa sabar Anda menunggu. Anda bisa mengejar setiap kali bola bergerak dengan kecepatan tinggi seperti sebuah ayam yang kehilangan kepalanya, namun ia justru akan berakhir dengan mobil Anda yang terlalu cepat dan berada dalam posisi yang salah. Langkah yang lebih rasional adalah menunggu, memprediksi kemana bola akan bergerak, dan menentukan seberapa cepat Anda harus bergerak dan dimana Anda harus “menendang” bola-bola ini.
Lantas, kembali ke pertanyaan awal – apa yang sebenarnya membuat Rocket League begitu adiktif? Bahwa semua elemen yang diracik oleh sang developer – Psyonix berujung menjadi sebuah game olahraga yang tak hanya unik, tetapi juga menyenangkan di saat yang sama. Ia sederhana, tetapi juga kompleks di saat yang sama. Ini adalah sebuah game sepakbola dengan mobil, yang hanya memint Anda untuk menggila di arena. Namun ketika nafsu untuk menang berkobar, Anda selalu punya kesempatan untuk mengasah momentum gerak Anda, manuver Anda di udara, serta apa yang harus Anda lakukan untuk memastikan bola bergerak ke arah yang Anda inginkan. Keinginan untuk mencicipinya berulang, berulang, berulang juga dibantu dengan waktu permainan setiap ronde yang terhitung singkat. Hasilnya? Ketika atmosfer menyenangkan sekaligus menegangkan ini sudah tercipta, yang ada di otak Anda hanyalah keinginan untuk terus mencicipi satu pertandingan ke pertandingan yang lain.
Server yang Siap
Kerennya lagi? Psyonix tampaknya juga sangat mengerti bagaimana caranya meracik cara agar Anda tak meninggalkan kursi Anda untuk waktu yang lama dan terus mencicipi pertandingan yang tak pernah sama ini. Acungan jempol pantas diarahkan untuk kesiapan user-interface yang sederhana dan mudah untuk dikuasai, serta server yang juga siap melayani hasrat Anda untuk menang di pertandingan selanjutnya. Kami sendiri tidak pernah menunggu lebih dari 3 menit untuk menemukan satu pertandingan secara online dan masuk. Berkat dukungan cross-platform dengan versi PC, Rocket League punya basis fans dan pemain yang terhitung besar dan tak kesulitan untuk menyediakan pertandingan 3 vs 3 yang Anda butuhkan. Kerennya lagi? Setiap kali pertandingan berakhir, lewat user-interface yang dengan jelas mendeskripsikan opsi yang ada, Anda selalu bisa melakukan vote Rematch untuk bertanding kembali dengan tim yang sama. Tidak ada waktu “istirahat”. Bahkan di skenario terburuk dimana pertandingan berhenti sekalipun, Anda bisa keluar dan menemukan pertandingan baru dengan cepat.Di sini jugalah Rocket League tampil bersinar. Dengan format 3 vs 3, kehilangan satu pemain saja di dalam tim akan berpengaruh sangat besar pada performa keseluruhan tim dan seberapa besar kesempatan untuk berakhir dengan kemenangan. Anda akan sangat jarang bertemu dengan kondisi tidak mengenakkan seperti ini di Rocket League. Begitu satu player berdiam diri untuk waktu tertentu (AFK), server akan otomatis menendang mereka keluar dan secara instan, memasukkan pemain baru. Hal yang sama juga terjadi ketika ada pemain memutuskan untuk rage quit, yang akan langsung otomatis digantikan oleh pemain lain. Kami tidak pernah menemukan kondisi dimana kami harus terganggu pada fakta bahwa pertandingan berjalan tak seimbang karena masalah-masalah “klasik” game multiplayer. Kesiapan desain yang benar-benar pantas untuk diacungi jempol.